PENERAPAN AUGMENTED REALITY PADA LORONG WISATA KELURAHAN BATUA SEBAGAI MEDIA INFORMASI INTERAKTIF

fadly shabir

Abstract


Abstrak: Kelurahan Batua adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Batua berarti batu yang keras. Dinamakan Desa Batua karena kawasan ini memiliki banyak batu licin besar (Batu Laccu) di tepian Sungai Paropo. Kelurahan Batua merupakan Kelurahan yang menerapkan program pemerintah Kota Makassar yaitu Lorong Wisata.

Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu melakukan penerapan teknologi yaitu Augmented Reality demi mendukung program Pemerintah Kota Makassar yaitu lorong wisata pada setiap kelurahan khususnya pada Kelurahan Batua. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan lorong wisata yang pada umumnya hanya berupa lukisan pada lorong tanpa ada informasi mengenai ikon-ikon budaya atau tokoh yang ada pada lorong wisata tersebut. Pengabdi melakukan proses pengambilan data untuk mendukung pengabdian kepada masyarakat dengan beberapa cara agar memperoleh data yang tepat dan akurat melalui proses wawancara, observasi, maupun studi literatur.

Terakhir adalah tahap evaluasi yaitu hasil yang diperoleh dari produk PkM ini telah berhasil dirancang dan dibangun kemudian didistribusikan ke play store android. Berdasarkan hasil pengujian black box, semua fungsi menu di aplikasi sudah standar dan bekerja sesuai fungsinya masing-masing.

 

Kata Kunci: Augmented Reality;  Lorong Wisata; Budaya; Kelurahan Batua.

 

Abstract:  Kelurahan Batua is one of the sub-districts in Manggala District, Makassar City, South Sulawesi Province, Indonesia. The name "Batua" means "hard rock" in the local language, referring to the abundance of large slippery rocks (Batu Laccu) on the banks of the Paropo River in this area. Kelurahan Batua is a locality that implements the government's program called "Lorong Wisata" (Tourism Alleys) initiated by Makassar City.

The aim of this community service is to apply Augmented Reality technology to support the "Lorong Wisata" program, particularly in Kelurahan Batua, as part of the efforts to enhance the tourism alleys. Currently, these alleys are usually adorned with paintings but lack information about cultural icons or historical figures associated with them. The researchers collected data through interviews, observations, and literature reviews to ensure the accuracy and relevance of the information used.

The outcome of this research is an Augmented Reality application designed to provide interactive information about cultural icons and historical figures related to the tourism alleys in Kelurahan Batua. The application was developed and successfully distributed on the Android play store. Black box testing results showed that all menu functions in the application are standardized and working properly.

Keywords: Augmented Reality; Tourism Alleys; Culture; Kelurahan Batua.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


------------------------------------------------------------------------

Indexed By

 

 

Prosiding Senpedia

Email: [email protected]

Print-ISSN : 2986-187X | E-ISSN : 2963-9646